Wahai Isteri Yang Solehah

 

Saidatina Aisyah RA pernah BERPESAN :"Sebaik-baik WANITA adalah yang tidak memandang dan dipandang".....

jangan merasa BANGGA dengan kecantikanmu sehingga kau dikejar jutaan lelaki..

Itu BUKAN KEMULIAAN..bila kau berasa bangga umpama menyamakan dirimu dengan pepasir di pantai....yang boleh DIPIJAK dan DIMILiKI oleh siapa saja..muliakanlah dirimu dengan TAQWA setanding mutiara Zabarjad,yang hanya mampu dimiliki penghuni syurga.

Wahai isteri yang solehah Jika suatu saat nanti engkau telah menjadi seorang Isteri....Jadilah engkau sepercik cahaya yang mampu menerangi hati seorang suami dalam langkah hidupnya.

Jagalah selalu nama baik suami dari orang-orang di sekitarmu.....Jangan mudah engkau menceritakan keburukan dan keburukkannya walaupun hal itu kadang tak sanggup engkau terima.

Jika suamimu tak ada di rumah untuk pergi mencari rezeki demi menafkahimu beserta anak-anakmu. Peliharalah selalu kehormatanmu.

Jangan durhakai kepercayaan yang telah diberikan suamimu. Apalagi sampai engkau berbuat selingkuh hanya untuk mengisi rasa kesepianmu.

Sesekali....Pandanglah wajah suamimu disaat dia terlelap dalam tidurnya....Betapa dia begitu penat setelah seharian bekerja demi kewajiban menafkahimu dan anak-anakmu.... Demi melihat senyummu.. Yang selalu ingin mencukupi segala keperluan mu dan untuk melaksanakan tanggungjawabnya.

Cintai dan sayangilah suamimu dengan setulus hati.

Demi bersama mengapai Redha Ilahi..

Wahai isteri yang solehah jadilah seperi wanita Sholehah yang digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dalam sabdanya: 

“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita Sholehah“. (HR. Muslim).

Beruntunglah bagi setiap laki-laki yang memiliki istri Solehah, sebab ia sentiasa memelihara Aqidah dan Ibadah suaminya. 

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam juga bersabda: 

"Barangsiapa di beri istri Sholehah, sesungguhnya ia telah di beri pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya." (HR. at-Thabrani dan al-Hakim)